Indahnya Taman Surga Dan Pedihnya Siksa Neraka
Dikisahkan seorang anak yang bernama Sudarma. Ia dilahirkan di Rumah Sakit kelas "A" dalam ruangan VIP, karena kedua orang tuanya tergolong orang yang sangat berada.
Berbeda dengan Khairul Rizal yang terlahir di sebuah Poliklinik bersalin biasa, karena orang tuanya tergolong orang kebanyakan yang bertempat tinggal di sebuah perkampungan.
Sehingga membuat karakter dua anak ini berbeda. Rizal yang dari kecil diasuh oleh ibunya sendiri, menginjak usia balita ia hanya dibelikan mainan bongkar pasang yang tidak terlalu mahal harganya dan hanya bersekolah di SD negeri biasa.
Sedangkan Darma dari kecil ia diasuh oleh Baby Sister, karena kedua orang tuanya sibuk memburu harta. Darma selalu dibelikan mainan import yang harganya tentu saja cukup mahal dan Darma disekolahkan di sebuah SD Favorit serta diantar jemput oleh sopir pribadi ayahnya.
Rizal sangat rajin untuk pergi mengaji setelah sholat ashar sehingga ia mendapatkan ilmu pendidikan akhlak yang mulia, berbeda dengan Darma yang masih asyik menonton televisi.
Setiap malam orang tua Rizal selalu mendoakan anaknya agar senantiasa selalu berada di jalan yang benar dan diberi kemudahan untuk mewujudkan impian anaknya, di samping itu Rizal juga melakukan hal yang sama seperti orang tuanya yaitu berdoa di sepertiga malam dan tidak lupa juga untuk belajar dengan giat. Berbeda dengan Darma yang telah terbiasa dengan kekayaan orang tuanya sehingga bagi dia untuk menempatkan jati dirinya, bahkan dia sangat mudah dipengaruhi oleh teman-temannya. Oleh karena itu dia lebih banyak membuang waktunya untuk bersenang-senang daripada menggunakan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Sementara kedua orang tua Darma hampir tidak sempat mengamati perkembangan serta pergaulan anaknya karena mereka sibuk dengan bisnis masing-masing, pulang larut malam dan tertidur.
Rizal berhasil lulus dari Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan nilai terbaik dan ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Negeri, karena itu sebagai seorang anak yang baik dia meminta saran kepada kedua orang tuanya dan orang tuanya pun setuju. Sedangkan Darma ia lulus dengan nilai pas-pasan karena orang tuanya kaya raya Darma diantar ke Amerika untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.
Beberapa tahun kemudian, dengan ketekunannya dalam berdoa dan belajar akhirnya Rizal berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan menyandang gelar Dokter (S1). Hal ini tentu saja sangat menyejukkan dan membahagiakan hati kedua orang tuanya. Setelah menjalani Masa Bhakti selama 2 Tahun di daerah pendalaman di luar Jawa, Rizal mengikuti pendidikan mengambil keahlian "Bedah Syaraf" selanjutnya dia diterima bekerja di sebuah rumah sakit luar kota sambil membuka praktek sendiri. Sampai pada suatu hari ia harus berhadapan dengan satu kasus dari seorang pasien yang sungguh di luar kemampuan disiplin ilmu kedokteran. Dimana seorang pasien itu mengaku bahwa dirinya sakit tapi dilihat secara fisik orang tersebut tidak sakit, ia orang kaya suka berolahraga secara teratur, makanan dan gizinya baik sehingga seluruh organ tubuhnya sehat atau normal. Rizal pun teringat apa yang pernah dikatakan oleh ayahnya "Barang siapa yang dapat menterjemahkan disiplin ilmu kedokteran secara benar maka akan dapat semakin mendekatkan dirinya kepada Allah swt."
Rizal pun mengambil kesimpulan bahwa pasiennya secara jasmani ia sehat tetapi secara rohani ia sakit.
Begitulah orang yang miskin iman, kaya harta.
Menginsafi hal seperti itu, semakin membuka mata hati Rizal untuk semakin menambah ketebalan imannya akan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Sebagai perwujudannya sebagian dari nafkahnya dia sisihkan untuk zakat,sedekah serta infaq dan sebagian lagi dia tabungkan setelah tersisa untuk biaya kebutuhan hidupnya. Merasa cukup tabungannya, Rizal berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Sepulang dari menunaikan ibadah haji, Rizal senantiasa berusaha melaksanakan syariat Islam secara Kafa (menyeluruh) di dalam kehidupannya. Tiba masanya dia mempersunting seorang gadis yang kemudian dinikahinya untuk mewujudkan rumah tangga yang Sakinah, Mawadah, wa Rahmah (Bahagia, Sejahtera penuh Kasih Sayang). Ketika orang tuanya menjelang ajal, Rizal dan keluarganya tawakal mendampingi dan mengiringinya dengan do'a.
Sedangkan si Darma, begitu pulang ia langsung dipekerjakan di perusahaan milik ayahnya. Satu tahun kemudian dia diangkat menjadi direktur utama dalam perusahaan itu untuk menggantikan posisi ayahnya. Kedua orang tuanya merasa bangga dan gembira melihat si Darma mampu mengelola perusahaan. Pada bulan berikutnya kedua orang tua si Darma pergi ke Eropa untuk refreshing, tetapi setelah 2 Minggu dari keberangkatan mereka, tiba-tiba si Darma mendapatkan kabar dari salah seorang teman ayahnya yang berada di Eropa (Paris) bahwa kedua orang tuanya mendapat kecelakaan karena mobil yang mereka kendarai mengalami tabrakan berat dengan sebuah truk sehingga keduanya tewas. Peristiwa itu membuat Darma terpukul sekaligus membuat semakin dirinya bebas untuk melakukan apa saja. Dengan meninggalnya kedua orang tuanya otomatis seluruh aset kekayaan jatuh padanya sebagai ahli waris tunggal. Karena terbiasa bergaul bebas sewaktu dia belajar di Amerika, maka fasilitas harta peninggalan orang tuanya membuatnya hidup lepas kendali setiap hari ia senantiasa berfoya,-foya, meminum minuman keras dan meneguk obat-obat terlarang, berjudi dan bermain cinta dengan wanita profesional. Pada suatu hari dia pergi berkunjung pada seorang temannya di Amerika, disana ia tiba-tiba jatuh sakit dan dia mengidap penyakit Aids selama 5 tahun akhir-akhir ini tanpa diketahuinya. Karena merasa malu dia tak mau pulang ke indonesia, adapun aset kekayaannya sebagian besar disita oleh bank karena selama ini dia telah mengambil kredit bermasalah yang berjumlah ratusan milyar, sebagian banyak dikorupsi oleh orang-orang kepercayaannya dan sebagian lagi dijual untuk biaya berobat selama di Amerika, tapi ini pun sia-sia karena beberapa waktu kemudian dia meninggal. Malaikat Izrail mencabut nyawa dengan keras dan kasar sehingga jasadnya merasa seperti dikuliti hidup-hidup.
Sedangkan Rizal menghadapi ajalnya, didampingi oleh anak cucunya yang mengiringinya dengan kalimat syahadat. Malaikat maut mencabut nyawanya dengan lembut sehingga tidak terasa sakit baginya.
Didalam kubur ruh Rizal di semayamkan di suatu tempat yang terang penuh kenikmatan sampai menunggu datangnya hari kiamat sedangkan ruh Darma disemayamkan di suatu tempat yang gelap penuh dengan segala penderitaan hingga datangnya hari kiamat.
Kelak dihari kiamat orang semacam Rizal dibangkitkan dari kubur dalam keadaan mukanya bersih dan berseri karena cahaya dari amal kebajikannya sedangkan orang semacam Darma akan dibangkitkan dalam keadaan wajahnya sedih dan seluruh tubuhnya kotor, cerminan dari sekujur tubuhnya yang berlumur dosa. Kemudian mereka digiring ke Padang Mahsyar sebuah tempat untuk mengumpulkan seluruh makhluk guna memperoleh keadilan yang seadil-adilnya. Keadaan di tempat itu sangat panas sekali karena jarak matahari dan tempat itu sangat dekat sekali.
Orang semacam Darma yang selalu melakukan maksiat dan tidak pernah beribadah kepada Allah swt. Segera di seret dan dilemparkan ke dalam neraka jahanam. Disana ia mendapatkan siksa dipukul kepalanya dengan benda yang amat keras bergigi runcing dan tajam hingga kepalanya pecah dan isinya hancur berceceran kemudian kepala itu utuh kembali dan seterusnya seperti itu. Masih banyak lagi siksaan yang Allah berikan kepada orang semacam Darma.
Itulah gambaran neraka sebuah tempat yang penuh dengan siksaan, tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang yang selalu berbuat maksiat dan tidak mau beribadah.
Sedangkan orang semacam Rizal yang selama hidupnya senantiasa beribadah kepada Allah swt. Maka catatan amalnya diperiksa kemudian ditimbang. Setelah itu dipersilahkan melintasi Ash Shiraat (jembatan) yang membentang di atas jurang neraka sekaligus merupakan seleksi untuk mencapai pintu gerbang menuju surga. Orang yang berat amal kebajikannya (kebaikan) akan selamat mencapai pintu gerbang surga, bagi mereka yang lebih berat amal keburukannya maka dia akan terpeleset masuk ke dalam neraka.
Orang yang selamat melintasi ash Shiraat maka dia akan menjadi ahli surga yang penuh dengan keindahan dan segala macam kenikmatan.
Demikianlah gambaran taman surga yang penuh dengan segala keindahan dan kenikmatan, tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
* Sebelum saya memahami materi tentang hari kiamat, ibadah saya selalu naik turun dan saya mempunyai pandangan bahwa Allah itu tidak adil terhadap saya. Tetapi setelah memahami materi tentang hari kiamat saya menjadi sadar bahwasanya Allah selalu adil kepada hambanya, Allah memberikan apa yang hambanya perlukan bukan memberikan apa yang hambanya inginkan karena yang hambanya inginkan belum tentu dibutuhkan di suatu hari. Sehingga membuat saya menjadi seseorang yang selalu berusaha untuk lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar